Wawasan Tanpa Paksaan

Jusuf Manggabarani: Sosok Mantan Wakapolri yang Wafat di Makassar

bacayuk.com – Makassar, 20 Mei 2025 — Indonesia kembali kehilangan salah satu tokoh penting di institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Mantan Wakapolri, Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani, dikabarkan tutup usia di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 20 Mei 2025.

Almarhum mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo sekitar pukul 12.08 WITA, setelah menjalani perawatan intensif.

Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh pihak keluarga. Keponakan almarhum, Rahmat Manggabarani, menyampaikan bahwa sang jenderal purnawirawan wafat di Pusat Jantung Terpadu (PJT) rumah sakit tersebut. Saat ini, jenazah Jusuf Manggabarani tengah disemayamkan di rumah duka yang terletak di kawasan Bukit Khatulistiwa, Makassar, sebelum nantinya akan dibawa ke Jakarta untuk dimakamkan.

Karier Gemilang Jusuf Manggabarani dalam Kepolisian

Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani dikenal sebagai sosok yang mengabdi puluhan tahun di kepolisian dan menorehkan banyak prestasi. Kariernya di tubuh Polri menapaki berbagai posisi strategis hingga akhirnya mencapai jabatan tertinggi kedua di Polri, yakni sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri).

Sebagai Wakapolri, Jusuf Manggabarani dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang tegas namun humanis. Ia banyak terlibat dalam pengambilan kebijakan strategis di masa transisi dan reformasi Polri. Peranannya dalam menjaga stabilitas keamanan dan membina personel kepolisian menjadi salah satu catatan penting dalam rekam jejak kariernya.

Sosok Profesional yang Rendah Hati

Selain dikenal sebagai perwira tinggi yang berdedikasi, Jusuf Manggabarani juga dikenal luas sebagai pribadi yang bersahaja dan rendah hati. Ia tidak hanya disegani oleh rekan sejawatnya, namun juga dihormati oleh berbagai kalangan di masyarakat, khususnya di daerah asalnya, Sulawesi Selatan.

Banyak pihak yang menyampaikan rasa kehilangan atas kepergian almarhum. Para tokoh masyarakat, pensiunan polisi, serta jajaran kepolisian aktif memberikan penghormatan terakhir dan mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga besar almarhum.

Perjalanan Hidup dan Asal-Usul

Jusuf Manggabarani berasal dari Makassar, sebuah kota yang banyak melahirkan tokoh besar nasional di berbagai bidang. Sosoknya dikenal sebagai anak daerah yang berhasil menembus jenjang karier nasional melalui kerja keras dan integritas tinggi.

Sejak muda, Jusuf telah menunjukkan ketertarikannya dalam bidang penegakan hukum dan pengabdian kepada negara. Ia kemudian memutuskan untuk masuk Akademi Kepolisian (Akpol) dan menempuh pendidikan hingga akhirnya lulus dan mulai bertugas di berbagai wilayah di Indonesia.

Kontribusi Jusuf Manggabarani dalam Pembinaan Kepolisian

Selama bertugas, Jusuf Manggabarani dikenal sebagai figur yang sangat perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia di kepolisian. Ia sering menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan, pendidikan etika, serta integritas dalam menjalankan tugas sebagai aparat penegak hukum.

Bahkan setelah pensiun, almarhum tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan diskusi publik terkait reformasi kepolisian. Ia juga kerap diminta menjadi narasumber dalam seminar-seminar nasional terkait penegakan hukum, keamanan nasional, serta pembinaan personel Polri.

Peran Strategis di Masa Transisi Polri

Periode ketika Jusuf Manggabarani menjabat sebagai Wakapolri adalah masa penting dalam sejarah Polri, yaitu saat institusi kepolisian mulai melakukan reformasi pasca dipisahkan dari ABRI. Perubahan sistemik ini membutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya kuat secara struktur, tetapi juga memiliki kapasitas strategis.

Jusuf Manggabarani memainkan peran penting dalam menata ulang kebijakan internal Polri dan membantu membangun citra Polri sebagai lembaga sipil yang profesional, modern, dan dipercaya masyarakat. Upayanya ini menjadi fondasi penting dalam perkembangan institusi kepolisian di era reformasi.

Meninggal Dunia dalam Usia Lanjut

Kepergian Jusuf Manggabarani menjadi kehilangan besar bagi dunia kepolisian Indonesia. Dalam usia senja, almarhum tetap menjadi sosok panutan dan rujukan moral bagi generasi muda Polri. Ia dikenal tetap aktif mengikuti perkembangan isu nasional dan tak segan memberikan pandangan konstruktif kepada media maupun institusi terkait.

Wafatnya Jusuf Manggabarani di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, rumah sakit rujukan utama di wilayah Indonesia timur, menunjukkan bahwa beliau tetap dekat dengan tanah kelahirannya, Sulawesi Selatan, hingga akhir hayat. Meski akan dimakamkan di Jakarta, jejak dan warisan almarhum akan selalu dikenang di Makassar dan sekitarnya.

Duka dari Masyarakat dan Rekan Sejawat

Rasa duka mengalir dari berbagai kalangan atas meninggalnya Jusuf Manggabarani. Ucapan belasungkawa datang dari para tokoh nasional, mantan Kapolri, serta petinggi-petinggi Polri lainnya yang pernah bekerja sama dengannya.

“Almarhum adalah salah satu putra terbaik bangsa. Kepemimpinan dan keteladanannya akan terus kami kenang,” ujar salah satu perwira tinggi Polri yang sempat berdinas bersama almarhum.

Media sosial pun dipenuhi dengan pesan-pesan belasungkawa dari mantan anak buah hingga masyarakat sipil yang pernah bersinggungan dengan sosok Jusuf Manggabarani. Banyak yang mengenangnya sebagai “Bapak Polisi” yang tegas namun mengayomi.

Warisan Nilai dan Etika Kepolisian

Lebih dari sekadar jabatan dan prestasi, warisan paling berharga yang ditinggalkan oleh Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani adalah nilai-nilai kepemimpinan, integritas, dan komitmen terhadap pelayanan publik. Ia menjadi contoh nyata bahwa anggota kepolisian bisa menjadi figur yang tidak hanya menjaga hukum, tetapi juga memberi keteladanan moral di tengah masyarakat.

Nilai-nilai tersebut kini menjadi bekal bagi generasi muda Polri yang tengah menjalani tugas-tugas di lapangan. Nama Jusuf Manggabarani akan senantiasa dikenang, bukan hanya karena jabatannya sebagai Wakapolri, tetapi juga karena warisan teladan yang ia tinggalkan.

Penutup

Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani telah pergi, namun jasa-jasanya dalam membangun Polri yang profesional dan humanis akan terus hidup dalam ingatan bangsa. Kepergiannya menjadi momen reflektif bagi institusi Polri dan masyarakat Indonesia untuk terus menghidupkan nilai-nilai yang pernah ia perjuangkan: kejujuran, integritas, dan pengabdian tanpa pamrih kepada negara.

Selamat jalan, Jenderal. Terima kasih atas pengabdian dan teladanmu untuk negeri ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *